Istilah HT ini dijumpai pada
perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat laba dan antar pusat laba
tersebut terjadi transfer barang/jasa.
Adanya transfer barang dan jasa
dihubungkan dengan proses deferensiasi bisnis dan karena perlunya integrasi
dalam organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.
Diferensiasi bisnis =
diversifikasi à
jalan yang dibuat seorang manajemen saat ia menghadapi banyak ketidakpastian,
sehingga resiko bisnis meningkat, sehingga untuk menurunkan resiko, ia membuat
diversifikasi.
Misalnya : Perusahaan semen yang
berkembang mempunyai 2 alternatif :
Alternatif 1 : Terus menginvestasikan dana di usaha semen
Alternatif 2 : Melakukan diversifikasi pada industri lain yang
berlainan dengan bisnis sebelumnya (bisnis semen)
Diversifikasi biasa ditempuh
melalui proses divisonalisasi (proses pembentukan divisi-divisi yang berperan
sebagai pusat laba, yang diserahi fungsi produksi, pemasaran dan diberi
tanggung jawab untuk hasilkan laba yang sepadan dengan investasi yang ditanam
dalam bisnis divisi)
Peran Harga Transfer :
- Harga Transfer MEMPERTEGAS DIVERSIFIKASI
HT menetapkan
dengan tegas hak masing-masing menajer divisi uyntuk mendapatkan laba.
Tiap-tiap divisi yang terlibat merundingkan unsure-unsur yang membentuk HT,
karena unsure-unsur tersebut akan berdampak terhadap laba yang pada akhirnya
laba tesebut digunakan untuk mengukur kinerja divisi
- HT SEBAGAI ALAT UNTUK MENCIPTAKAN MEKANISME INTEGRASI
Manajemen
puncak dapat mewajibkan suatu divisi untuk memilih sumber pengadaan dari divisi
lain dalam perusahaan ketimbang dari luar perusahaan, hanya jika hal ini bisa
menguntungkan perusahaan secara keseluruhan. Dengan adanya kebijakan manajemen
puncak ini, manajer divisi yang terlibat dipaksa untuk merundingkan HT yang
adil bagi divisi yang terlibat.
KONSEP HT :
Arti Luas à Harga produk / jasa yang ditransfer antar
pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan.
Contoh : Biaya listrik yang dialokasikan dari dept.
pembangkit listrik ke dept. lain yang menikmati listrik
HT
Arti Sempit à
Harga produk / jasa yang ditransfer antar
pusat laba dalam 1 perusahaan.
Dalam transfer barang / jasa ada 2 macam keputusan :
- Keputusan Pemilihan Sumber / Sourcing Decision
à
Keputusan mau membeli sumber dari dalam
perusahaan atau dari luar perusahaan
- Keputusan Penentuan HT / Transfer Pricing Decision
à
Jika dipilih keputusan membeli dari dalam, akan
timbul keputusan berikut : “Pada harga berapa HT diterapkan ?”
KARAKTERISTIK HT :
1. Masalah HT timbul jika divisi yang terkait
diukur kinerjanya berdasarkan laba divisinya.
Perusahaan
yang dibentuk berdasarkan divisi-divisi akan dinilai kinerjanya berdasarkan
laba yang diperoleh, maka manajer pusat laba sangat peduli terhadap
factor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan laba, termasuk di dalamnya penentuan HT (baik bagi divisi
pembeli/penjual).
Jika beli, gak
mau menanggung rugi akibat ketidakefisienan divisi penjual
Jika jual, gak
mau jual terlalu murah, hanya karena alasan masih dalam satu perusahan
2. HT SELALU MENGANDUNG UNSUR LABA
Bagi divisi
penjual, HT merupakan pendapatan yang pada gilirannya merupakan unsure laba
yang dipakai sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga adanya transfer barang
ke divisi pembeli harus mengandung unsur biaya di dalamnya
3. HT MERUPAKAN ALAT MEMPERTEGAS
DIVERSIFIKASI, SEKALIGUS MENGINTEGRASIKAN DIVISI YANG DIBENTUK
à
Proses pembentukan HT memberi kesempatan kepada manajer divisi yang terkait
untuk merunding semua unsure pembentuk HT, karena unsure ini akan mempengaruhi
besar kecilnya laba.
à
Dengan HT, divisi yang telah dibentuk dianggap sebagai perusahaan “independent”
yang melakukan nego penetapan harga barang yang ditransfer antar divisi
tersebut.
MASALAH YANG TIMBUL DALAM PERUNDINGAN HT
Masalah ini muncul akibat adanya
penilaian kinerja yang dinilai dari laba yang diperoleh suatu divisi, termasuk
HT sehingga sering timbul masalah dalam penentuan besarnya HT yang disepakati
yaitu :
1.
DASAR APA YANG AKAN DIPAKAI SEBAGAI LANDASARN PENENTUAN
HT ?
Full Costing
Biaya Penuh
Rill Variabel Costing
BIAYA ABC
Full
Costing
Biaya Penuh
Dasar
Penentuan Standart Variabel Costing
Harga Transfer
ABC
HARGA PASAR
2.
BESARNYA LABA YANG DIPERHITUNGKAN DALAM HARGA TRANSFER
PENENTUAN HT BERDASARKAN BIAYA
- Berdasarkan biaya penuh produk yang ditransfer, yang dapat dipilih antara biaya penuh riil dan biaya penuh standart.
- Bila biaya riil yang dipilih, ada kemungkinan tejadi ketidakefisienan divisi penjual dibebani ke divisi pembeli (karena biaya penuh divisi penjual mengandung pemborosan) à Biaya ini tidak baik digunakan sebagai dasar penetapan HT
- Bila biaya penuh standart yang dipilih, hal di atas dapat dihindari karena biaya standart mencerminkan operasi terbaik dengan biaya yang seharusnya dibebani oleh divisi penjual.
Tapi biaya standart ini akan membuat keenganan
divisi penjual untuk memperbaiki efisiensi produksi, karena jika efisiensi
ditingkatkan, HT menjadi kecil dan akhirnya laba yang dihasilkan divisi penjual
turun à
kinerja turun.
Untuk mamcu
divisi penjual untuk melakukan efisiensi, penurunan biaya standart sebagai
hasil perbaikan efisiensi, biaya stndart tidak langsung digunakan sebagai dasar
penentuan HT, tetapi dalam waktu tertentu, divisi penjual diberi kesempatan
untuk menikmati tambahan laba akibat efisinesi, sehingga penlaian kinerja naik.
Yang Harus Diperhatikan Jika
BIAYA dijadikan sebagai dasar penentuan HT
- Metode Penentuan HT harus mendorong divisi penjual senantiasa melakukan perbaikan efiensi dan produktivitasnya
- Jika terjadi ketidakefisienan pada divisi penjual, tidak boleh dialihkan ke divisi pembeli melalui HT
- Untuk menentukan HT, harus ada aturan, oleh sebab itu tiap ada transfer barang harus dilakukan melalui negoisasi
Rumus Umum HT
HT = Biaya Penuh** + Laba
y% x aktiva penu (aktiva lancar + tidak
lancar)
**) Biaya Penuh bisa memakai 3
pendekatan :
1.
Pendekatan Full Costing
2.
Pendekatan Variabel Costing
3.
Pendekatan ABC
Kelemahan Penentuan HT atas dasar BIAYA
1.
Biaya penuh divisi penjual akan diperiksa / disetujui
oleh divisi yang terlibat, sehingga bisa saja ada biaya yang akan ditolak
divisi pembeli sebagai biaya yang tidak efisien dan jika divisi pembeli membeli
produk dengan jumlah banyak à minta harga khusus
2.
Sulit untuk menentukan laba / ROI yang wajar bagi
divisi penjual. Apalagi bila sebagian besar produk divisi penjual dijual ke
luar, maka perlu dipisahkan antara biaya untuk penjualan ke luar dank e dalam
(agar divisi penjual bisa menghitung laba yang diperoleh dari penjualan keluar)
JIKA GUNAKAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED
COSTING
Jika activity based costing
dipakai sebagai pendekatan perekayasaan biaya yang digunakan sebagai dasar
penentuan harga transfer, unsure-unsur yang diperhitungkan dalam penentuan
harga transfer menjadi :
Harga Transfer = Biaya penuh + Laba
Berdasarkan :
Unit
Level Activity Cost à jumlah yang diproduksi
Batch
Level Activity Cost à jumlah batch produksi
Product
Level Activity Cost à taksiran jumlah unit produksi
Facility
Sustaining Activity Cost à taksiran unit produksi pd kap.normal
PENENTUAN TRANSFER PRICE ATAS DASAR HARGA PASAR
Jika produk yang mau ditransfer
punya harga pasar, maka harga pasar dapat dipandang sebagai dasar yang adil.
Harga pasar dipandang sebagai Opportunity Cost :
Penjual à Penghasilan yang akan
dikorbankan di dalam mentransfer produk kepada divisi pembeli
Penjual à Biaya yang seharusnya
dikeluarkan jika produk tersebut dibeli dari luar.
Harga Pasar disini adalah HARGA PASAR MINUS dengan alasan :
- Kuantitas produk yang ditransfer umumnya cukup besar, sehingga menimbulkan penghematan pada divisi penjual, sehingga terjadi potongan volume (volume discount)
- Dalam transfer barang, divisi penjual tidak mengeluarkan biaya-biaya seperti iklan, promosi, komisi dll
- Juga untuk transfer tidak dibutuhkan biaya penggudangan.
Penyajian penentuan harga transfer dengan metode market price minus
Kelemahan Harga Pasar :
1.
Tidak semua produk punya harga pasar
2.
Divisi penjual punya pasar yang sudah pasti (yaitu
divisi pembeli) sehingga keuntungan ini hanya dinikmati oleh divisi pembeli
saja (divisi penjual hanya dituntut harus bisa capai harga pasar)
3.
Tentukan Harga pasar terkadang sulit saat harga pasar
sangat berfluktuatif
PASAR TERBATAS
Dalam pasar yang terintegrasi, sourcing decision jadi sangat terbatas :
- Divisi penjual à kesulitan cari alternative pasar di luar perusahaan bagi produknya
- Divisi pembeli à kesulitan cari alternative pemasok lain di luar perusahaan
Hal ini disebabkan karena keadaan
sbb :
- Jika 1 divisi dalam sebuah perusahaan adalah pemasok tunggal bagi komponen suatu produk, tidak mungkin terdapat kapasitas yang disediakan oleh pemasok luar untuk komponen produk tersebut.
- Jika suatu perusahaan telah putuskan untuk melakukan investasi yang significant dalam 1 fasilitas produksi, kecil kemungkinan perusahaan tersebut menggunakan sumber dari luar perusahaan untuk memenuhi kebutuhan produk, meskipun di luar perusahaan tersedia sumber tersebut à bisa gunakan sumber dari luar perusahaan, asal harga yang ditawarkan oleh pemasok luar mendekati biaya variable perusahaan à sangat jarang terjadi
- Tersedianya kapasitas di dalam perusahaan membatasi penyediaan kapasitas di luar perusahaan…………………………….
HARGA SAING
à Harga produk yang sama
dengan produk yang ditransfer, yang berlaku di pasar luar
à Harga saing lebih baik
sebagai harga transfer dibandingkan dengan harga transfer yang ditetapkan
secara intern dalam perusahaan yang terintegrasi, karena :
- Harga saing mengukur kinerja suatu divisi dalam menghadapi persaingan
- Harga saing tidak terikat oleh kondisi internal perusahaan.
- Harga saing dapat mengukur kontribusi masing-masing divisi terhadap laba perusahaan secara keseluruhan saat kapasitas di dalam perusahaan tidak tersedia, perusahaan harus membeli dari luar pada harga saing. Selisih antara harga saing dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan merupakan uang yang dapat dihemat karena memilih alternative membuat sendiri dibandingkan dengan alternative membeli dari pemasok luar atau sebaliknya.
Cara memperoleh harga saing :
- Melalui tender à perusahaan akan peroleh penawaran harga dari berbagai pemasok
- Harga pasar yang diterbitkan oleh perusahaan lain à dijadikan harga saing, dengan syarat :
Harga tersebut mencerminkan harga yang benar-benar
berlaku dipasar
Kondisi perusahaan yang terbitkan harga tersebut
memiliki kondisi yang sama dengan kondisi yang ada di perusahaan . Mis :harga
ditentukan untuk kapasitas “raksasa” à harus diterapkan di
perusahaan yang memproduksi dengan kapasitas “raksasa” juga.
MASALAH DALAM PENENTUAN HARGA TRANSFER
Setiap harga transfer akan
menjadi biaya variable bagi divisi pembeli, meskipun dari sudut pandang
perusahaan secara keseluruhan, harga transfer tersebut mengandung unsur biaya
tetap dari divisi penjual à JIKA manajer divisi pembeli melakukan perencanaan
laba jangka pendek à usaha optimasi laba jangka pendek yang dilakukan
oleh divisi pembeli tidak selalu berakibat optimasi laba perusahaan secara
keseluruhan (hal ini bisa terjadi jika menggunakan harga transfer perunit.
Untuk divisi penjual yang menjual
seluruh (hampir seluruh) produknya ke divisi lain dalam perusahaan yang sama,
divisi penjual disebut CAPTIVE SUPPLIER à memiliki tanggung
jawab pokok pada pengendalian biaya, mutu produk dan ketepatan jadual produksi
dan TIDAK memiliki wewenang yang significant dalam bidang pemasaran à
laba divisi CAPTIVE SUPPLIER sangat ditentukan oleh volume produk yang dijual à
penilaian kinerja SANGAT COCOK di dasarkan atas biaya dibanding LABA à
Pseudo
profit center (pusat laba tidak dalam arti yang sebenarnya) à
karena laba divisi penjual sangat ditentukan oleh kinerja divisi lain.
Untuk memecahkan masalah yang
dihadapi Captive supplier di atas, ada dua alternative yang dapat dipilih :
- Memperlakukan divisi penjual sebagai pusat biaya à Pjelasan di atas
- Memilih satu dari tiga alternative harga transfer :
Beban tetap
bulanan
Pembagian laba
Dua macam harga.
BEBAN TETAP BULANAN
à Dengan metode harga
transfer beban tetap bulanan, divisi penjual sebagai captive supplier tidak
dipengaruhi kinerjanya oleh volume penjualan divisi pembeli. Walaupun divisi
tidak mentransfer produk ke divisi pembeli à divisi pembeli dijamin
SELALU mendapatkan laba.
PEMBAGIAN LABA (Profit Sharing)
1. Divisi pembeli dibebani biaya
variable standar untuk setiap unit produk yang ditransfer oleh divisi penjual
ke divisi pembeli.
2. Biaya variable divisi penjual
ke divisi pembeli digunakan untuk menghitung biaya variable kumulatif produk
yang selesai diproduksi dan dijual oleh divisi pembeli
3. Setelah divisi penjual
berhasil menjual produk tersebut ke pasar luar, laba kontribusi yang diperoleh à
dibagi secara adil kepada divisi penjual dan pembeli.
DUA PERANGKAT HARGA (Two Sets of
Price)
Dua perangkat Harga : - Harga
Untuk dijual ke luar
-
Harga Untuk dijual ke divisi lain
PENGELOLAAN HARGA TRANSFER
Ada 2 aturan formal yang ditetapkan dalam
mengatur penetapan harga transfer :
- Negosiaasi Antar divisi
- Arbitrase à hanya jika jalan negosiasi tidak bisa ditempuh.
sumber: dion.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../TRANSFER+PRICE.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar